Jumat, 28 Desember 2012

Pernikahanku bersama tukang pijit pribadiku :)

 
 
 
Ketika suamiku menikahiku dulu, di pesta pernikahan semua teman-temannya menggodanya, dan berkata :
 
"Wah sudah enak kamu ya wan, sekarang sudah ada yang mijit kalau capek."
 
Suamiku hanya menyenggolku pelan dengan sikunya, dan aku tersenyum malu-malu.
 
 
 
 
 
 
 

Pernikahan ini sudah berjalan lebih dari satu tahun. Kadangkala semua tidak berjalan mulus, tentu saja ada perbedaan pendapat, tetapi kami belajar untuk berkompromi. Terkadang kami harus duduk berdua mencoba memecahkan permasalahan pelik, terkadang kami hanya berpelukan, pasrah kepada jalan Allah ketika dirasa kami tak kuat lagi. Tetapi semua mendorong kami untuk lebih dewasa, lebih pengertian dan lebih berbesar hati. Pernikahan ini mengajarkan kami untuk saling menghargai dan mampu meminta maaf serta memberi maaf dengan tulus satu sama lain.
 
Tentang pijit memijit ..... sepertinya teman-teman suamiku salah. Bukannya suamiku yang selalu dipijit di saat kecapekan, tetapi ternyata pernikahan ini mengembangkan bakatnya sebagai tukang pijit pribadiku. Di saat tubuhku pegal-pegal sehabis naik motor pulang kantor, suamiku sudah siap dengan balsem di tangan dan pijitannya yang melemaskan otot-ototku, di saat hamil mudaku dulu sampai akhirnya keguguran, hanya pijitan suamiku di kakiku setiap malamlah yang bisa mengantarkanku tidur pulas, lepas dari sakit badan yang menderaku. Pun di saat aku demam, dia siap sedia memijit tubuhku yang panas membara sekaligus menggigil kedinginan, meringankan rasa nyeri yang menyelimuti tubuhku.
 
Senyumku selalu muncul setiap mengingat momen itu, dan tentu saja aku mensyukurinya. Pernikahan kami mungkin masih muda, belum sebanding dengan mereka yang sudah melalui tahun demi tahun, ditempa oleh berbagai gelombang tetapi mampu bertahan. Tetapi aku yakin, selama kami bisa saling ikhlas dan tulus untuk meringankan penderitaan satu sama lain - meskipun dengan perbuatan yang tampaknya sepele seperti memijit, tetapi memiliki dampak besar bagi hati - kami mungkin bisa menjadi pasangan yang berbahagia dan penuh syukur, sampai akhir nanti. ;)
 
*Terimakasih tukang pijit pribadiku, yang selalu siap dengan balsem di tangannya :*
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar